*Manfaatkan Siswa SMA, Tipu Salon dan
Lippo Plaza
*43 Siswa Kehilangan Uang, Perhiasan dan
satu unit sepeda motor
KENDARI - Sungguh cerdas dan lihai pelaku
kejahatan kali ini. Berhasil menipu dua Sekolah Menegah Atas (SMA) dalam satu
hari. Memiliki tiga nama sekali beraksi tanpa ketahuan. Berhasil meraup puluhan
juta rupiah dari korbannya. Berhasil mengatur rentan waktu aksinya hingga tak
terbaca sedikitpun oleh korbannya. Sampai akhirnya berhasil lolos dan belum
tertangkap hingga Jumat (6/9).
Demikian aksi Bobby alias Dudung alias
Angga, Kamis (5/9). Dengan berkedok sebagai pencari bakat, pria yang diketahui
bergaya agak feminim ini berhasil mengelabui guru dan siswa SMA 9 dan SMK 2
Kendari. Awalnya, pria yang diperkirakan memiliki tinggi badan 175 sentimeter
ini, menawarkan sebuah kegiatan pergelaran seni terbesar di Sulawesi Tenggara
(Sultra). Kegiatan ini, menurut dia, akan disiarkan di majalah Hai dan stasiun
televisi Antv. Namun, pria yang memakai dua nama berbeda di dua SMA ini,
mengaku membutuhkan siswa-siswanya untuk diseleksi sebagai peserta. Pihak
sekolah pun langsung setuju dan menyeleksi siswanya.
Seleksi peserta mulai diatur pelaku sejak
Kamis (5/9), sejak pukul 9.00 Wita hingga pukul 14.00 Wita. Dengan gaya
bicaranya yang diakui meyakinkan oleh guru dan kepala sekolah, pelaku berhasil
mengatur seleksi pada dua SMA dalam waktu bersamaan dan tidak ketahuan.
Sekitar pukul 15.00 Wita, siswa dari dua
SMA yang terpilih oleh pelaku lalu diarahkan menuju sebuah salon terkenal
bernama Top See Salon and Day Spa yang terletak di depan pusat perbelanjaan
Lippo Plaza, Jalan MT Haryono nomor 132, Wuawua. Kepada pemilik salon, pelaku
meminta agar 43 orang siswa dari dua SMA ini lalu dirias dan didandani. Pemilik
dan manajer salon pun langsung mengerahkan para asistennya untuk merias para
siswa yang kebanyakan perempuan. Bekerja sejak pukul 15.00 Wita hingga pukul
18.30 Wita, Desi, sang pemilik salon tidak curiga sedikitpun kepada Angga.
"Dia bilang, ini kegiatan besar.
Siswa-siswa yang saya rias ini akan dibawa ke Swiss belHotel untuk mengikuti
sesi pemotretan, jadi dia minta riasan dan hasil yang terbaik". ujar Desi
didampingi salah satu manajer yang enggan disebut namanya.
Namun, dikatakan Desi, biaya salon
sebesar Rp 11,5 juta tidak langsung dibayar oleh pelaku. Pihaknya percaya saja
dan tidak curiga sedikitpun. Saat puluhan siswi sementara dirias dan didandani,
pelaku lalu meminta rekan-rekan siswa lainnya untuk mengumpulkan perhiasan,
handphone dan dompet para siswa. Alasannya, ketika acara pemotretan dan fashion
yang bakal di helat di Swiss belHotel nantinya, tidak diperkenankan membawa
benda-benda elektronik dan perhiasan. Sebab, akan mengganggu acara. Puluhan
siswi yang sudah bersemangat inipun menurut saja dan tak menyadari jika mereka
sedang ditipu.
"Soalnya, dia berbicara dengan gaya
menyakinkan. Kami menurut saja sebab, sejak dari sekolah dia sudah bisa manarik
hati para guru dan menyeleksi kami satu-satu. Dari gayanya pun saat berjalan
dan bersikap selama satu hari bersama kami, seperti orang yang sudah sangat
profesional," ujar Ikhsan, salah satu siswa SMA 9 Kendari yang ikut
tertipu setelah terpilih dan lolos
seleksi tarian shuffle dance (berputar di lantai) di sekolahnya.
Sekitar pukul 16.00, ketika pegawai salon
asyik merias para siswa perempuan, oleh pelaku, 20 siswa lainnya lalu diminta
ikut menuju ke dalam pusat perbelanjaan Lippo Plaza. Alasannya untuk dibelikan
baju gratis bagi para siswa untuk dipakai pada ajang pemotretan di hotel
nantinya. Tanpa banyak tanya, siswa yang dibimbing langsung oleh pelaku,
langsung menyerbu lantai II Lippo Plaza dan masuk di Matahari Department Store
untuk memilih baju favorit. Sementara memilih pakaian, pelaku lalu meninggalkan
para siswa. Di kasir, pelaku memesan kepada sang kasir untuk menghitung saja belanjaan
karena hendak keluar sebentar. Kasir pun mengiyakan dan langsung menghitung
belanjaan para siswa.
Setelah itu, pelaku lalu kembali ke salon
depan Lippo Plaza tempat para siswi dirias. Masuk ke dalam salon, pelaku
meminjam motor Yamaha MioSoul Sporty DT5152EA milik Nurul, salah seorang
seorang siswi yang sementara dirias pegawai salon. Alasannya, hendak pergi
mengambil selempang yang akan dipakai para siswi untuk fashion show di Swis
belHotel.
"Dia minta izin, saya percaya saja.
Sebab, dia berbicara sangat profesional dan sya tidak sampai mengira dia akan
mengelebui kami. Waktu itu sekitar pukul 17.30 Wita," ujar Nurul sedih.
Pasalnya, dikatakan Nurul, dia juga
merental dua buah mobil Avanza warna putih dan Silver. Salah satunya bernomor
plat DT7777MH. Dua mobil iniah yang dipakai pelaku untuk membawa para siswa
yang telah diseleksi dari sekolah menuju salon tempat mereka di rias.
Namun, kepergian pelaku dengan
menggunakan baju kemeja lengan pendek warna biru dengan kantung berwarna krem
dan celana panjang jeans hitam, tidak disangka para siswa dan pemilik salon
sebagai caranya kabur. Belum lagi, sekantung perhiasan, dompet dan handphone
berbagai jenis ikut dibawa kabur pelaku.
Sekitar setengah jam lebih pelaku tidak
kembali ke salon. Pemilik mulai curiga jika pelaku penipu. Apalagi, beberapa
siswa yang pergi mengecek ke pihak resepsionis Swiss belHotel, langsung kembali
ke salon dengan tangan hampa. Sebab, menurut
para siswa, pihak hotel membantah akan ada acara besar di hotel mereka.
"Kami kaget dan bingung, lalu
kembali ke salon. Namun, ternyata dia sudah tidak ada. Disitu kami sadar, kami
tertipu," katanya.
Jumlah uang yang dikumpulkan para siswa
bervariasi. Mulai dari Rp 100, 250 ribu hingga Rp 1 juta. Tak ketinggalan
handphone puluhan siswa yang terdiri dari Blackberry dan jenis handphone
lainnya.
Sementara itu, Zulkifli, salah seorang
guru SMK 2 Kendari, dikonfirmasi di Polres Kendari, mengatakan, pelaku
sebelumnya sudah datang di SMK 2 sejak Rabu (4/9). Saat itu, dikatakan
Zulkifli, pelaku langsung menyodorkan proposal kegiatan dan meminta guru-guru
untuk menyeleksi siswanya.
"Namun, dia sudah berbicara
meyakinkan. Dia sudah berhasil meyakinkan Kepala Sekolah kami untuk menyetujui
proposal yang diajukan untuk menyeleksi siswa-siswi," kata Zukifli.
Sampai Jumat sekitar pukul 01.00 Wita
dinihari, puluhan siswa-siswi yang berasal dari dua sekolah ini, membuat
laporan polisi di Polres Kendari. Ditemani pihak keluarga yang sudah panik
mendengar anak-anak mereka kena tipu pemuda yang katanya berasal dari Jakarta
ini, kebanyakan ibu-ibu yang datang langsung menghambur putri mereka dengan
berbagai pertanyaan. Beberapa diantaranya, langsung disambut isak tangis
putri-putri mereka yang wajahnya sudah dipenuhi riasan makeup.
"Hiks..hiks,, hiks.. katanya kita
mau tampil di televisi. Tidak taunya, kitra hanya ditipu-tipu saja omaaa, sa
maluuu..," tangis seorang siswi SMA yang sudah dipenuhi riasan lengkap dan
langsung disambut dengan pelukan sayang ibunya yang datang di Polres
Kendari.(m7)