Friday, 6 September 2013


 *Manfaatkan Siswa SMA, Tipu Salon dan Lippo Plaza
*43 Siswa Kehilangan Uang, Perhiasan dan satu unit sepeda motor

KENDARI - Sungguh cerdas dan lihai pelaku kejahatan kali ini. Berhasil menipu dua Sekolah Menegah Atas (SMA) dalam satu hari. Memiliki tiga nama sekali beraksi tanpa ketahuan. Berhasil meraup puluhan juta rupiah dari korbannya. Berhasil mengatur rentan waktu aksinya hingga tak terbaca sedikitpun oleh korbannya. Sampai akhirnya berhasil lolos dan belum tertangkap hingga Jumat (6/9).

Demikian aksi Bobby alias Dudung alias Angga, Kamis (5/9). Dengan berkedok sebagai pencari bakat, pria yang diketahui bergaya agak feminim ini berhasil mengelabui guru dan siswa SMA 9 dan SMK 2 Kendari. Awalnya, pria yang diperkirakan memiliki tinggi badan 175 sentimeter ini, menawarkan sebuah kegiatan pergelaran seni terbesar di Sulawesi Tenggara (Sultra). Kegiatan ini, menurut dia, akan disiarkan di majalah Hai dan stasiun televisi Antv. Namun, pria yang memakai dua nama berbeda di dua SMA ini, mengaku membutuhkan siswa-siswanya untuk diseleksi sebagai peserta. Pihak sekolah pun langsung setuju dan menyeleksi siswanya.

Seleksi peserta mulai diatur pelaku sejak Kamis (5/9), sejak pukul 9.00 Wita hingga pukul 14.00 Wita. Dengan gaya bicaranya yang diakui meyakinkan oleh guru dan kepala sekolah, pelaku berhasil mengatur seleksi pada dua SMA dalam waktu bersamaan dan tidak ketahuan.

Sekitar pukul 15.00 Wita, siswa dari dua SMA yang terpilih oleh pelaku lalu diarahkan menuju sebuah salon terkenal bernama Top See Salon and Day Spa yang terletak di depan pusat perbelanjaan Lippo Plaza, Jalan MT Haryono nomor 132, Wuawua. Kepada pemilik salon, pelaku meminta agar 43 orang siswa dari dua SMA ini lalu dirias dan didandani. Pemilik dan manajer salon pun langsung mengerahkan para asistennya untuk merias para siswa yang kebanyakan perempuan. Bekerja sejak pukul 15.00 Wita hingga pukul 18.30 Wita, Desi, sang pemilik salon tidak curiga sedikitpun kepada Angga.

"Dia bilang, ini kegiatan besar. Siswa-siswa yang saya rias ini akan dibawa ke Swiss belHotel untuk mengikuti sesi pemotretan, jadi dia minta riasan dan hasil yang terbaik". ujar Desi didampingi salah satu manajer yang enggan disebut namanya.

Namun, dikatakan Desi, biaya salon sebesar Rp 11,5 juta tidak langsung dibayar oleh pelaku. Pihaknya percaya saja dan tidak curiga sedikitpun. Saat puluhan siswi sementara dirias dan didandani, pelaku lalu meminta rekan-rekan siswa lainnya untuk mengumpulkan perhiasan, handphone dan dompet para siswa. Alasannya, ketika acara pemotretan dan fashion yang bakal di helat di Swiss belHotel nantinya, tidak diperkenankan membawa benda-benda elektronik dan perhiasan. Sebab, akan mengganggu acara. Puluhan siswi yang sudah bersemangat inipun menurut saja dan tak menyadari jika mereka sedang ditipu.

"Soalnya, dia berbicara dengan gaya menyakinkan. Kami menurut saja sebab, sejak dari sekolah dia sudah bisa manarik hati para guru dan menyeleksi kami satu-satu. Dari gayanya pun saat berjalan dan bersikap selama satu hari bersama kami, seperti orang yang sudah sangat profesional," ujar Ikhsan, salah satu siswa SMA 9 Kendari yang ikut tertipu setelah terpilih  dan lolos seleksi tarian shuffle dance (berputar di lantai) di sekolahnya.

Sekitar pukul 16.00, ketika pegawai salon asyik merias para siswa perempuan, oleh pelaku, 20 siswa lainnya lalu diminta ikut menuju ke dalam pusat perbelanjaan Lippo Plaza. Alasannya untuk dibelikan baju gratis bagi para siswa untuk dipakai pada ajang pemotretan di hotel nantinya. Tanpa banyak tanya, siswa yang dibimbing langsung oleh pelaku, langsung menyerbu lantai II Lippo Plaza dan masuk di Matahari Department Store untuk memilih baju favorit. Sementara memilih pakaian, pelaku lalu meninggalkan para siswa. Di kasir, pelaku memesan kepada sang kasir untuk menghitung saja belanjaan karena hendak keluar sebentar. Kasir pun mengiyakan dan langsung menghitung belanjaan para siswa.

Setelah itu, pelaku lalu kembali ke salon depan Lippo Plaza tempat para siswi dirias. Masuk ke dalam salon, pelaku meminjam motor Yamaha MioSoul Sporty DT5152EA milik Nurul, salah seorang seorang siswi yang sementara dirias pegawai salon. Alasannya, hendak pergi mengambil selempang yang akan dipakai para siswi untuk fashion show di Swis belHotel.

"Dia minta izin, saya percaya saja. Sebab, dia berbicara sangat profesional dan sya tidak sampai mengira dia akan mengelebui kami. Waktu itu sekitar pukul 17.30 Wita," ujar Nurul sedih.

Pasalnya, dikatakan Nurul, dia juga merental dua buah mobil Avanza warna putih dan Silver. Salah satunya bernomor plat DT7777MH. Dua mobil iniah yang dipakai pelaku untuk membawa para siswa yang telah diseleksi dari sekolah menuju salon tempat mereka di rias.

Namun, kepergian pelaku dengan menggunakan baju kemeja lengan pendek warna biru dengan kantung berwarna krem dan celana panjang jeans hitam, tidak disangka para siswa dan pemilik salon sebagai caranya kabur. Belum lagi, sekantung perhiasan, dompet dan handphone berbagai jenis ikut dibawa kabur pelaku.

Sekitar setengah jam lebih pelaku tidak kembali ke salon. Pemilik mulai curiga jika pelaku penipu. Apalagi, beberapa siswa yang pergi mengecek ke pihak resepsionis Swiss belHotel, langsung kembali ke salon dengan tangan hampa. Sebab, menurut  para siswa, pihak hotel membantah akan ada acara besar di hotel mereka.

"Kami kaget dan bingung, lalu kembali ke salon. Namun, ternyata dia sudah tidak ada. Disitu kami sadar, kami tertipu," katanya.

Jumlah uang yang dikumpulkan para siswa bervariasi. Mulai dari Rp 100, 250 ribu hingga Rp 1 juta. Tak ketinggalan handphone puluhan siswa yang terdiri dari Blackberry dan jenis handphone lainnya.

Sementara itu, Zulkifli, salah seorang guru SMK 2 Kendari, dikonfirmasi di Polres Kendari, mengatakan, pelaku sebelumnya sudah datang di SMK 2 sejak Rabu (4/9). Saat itu, dikatakan Zulkifli, pelaku langsung menyodorkan proposal kegiatan dan meminta guru-guru untuk menyeleksi siswanya.

"Namun, dia sudah berbicara meyakinkan. Dia sudah berhasil meyakinkan Kepala Sekolah kami untuk menyetujui proposal yang diajukan untuk menyeleksi siswa-siswi," kata Zukifli.

Sampai Jumat sekitar pukul 01.00 Wita dinihari, puluhan siswa-siswi yang berasal dari dua sekolah ini, membuat laporan polisi di Polres Kendari. Ditemani pihak keluarga yang sudah panik mendengar anak-anak mereka kena tipu pemuda yang katanya berasal dari Jakarta ini, kebanyakan ibu-ibu yang datang langsung menghambur putri mereka dengan berbagai pertanyaan. Beberapa diantaranya, langsung disambut isak tangis putri-putri mereka yang wajahnya sudah dipenuhi riasan makeup.


"Hiks..hiks,, hiks.. katanya kita mau tampil di televisi. Tidak taunya, kitra hanya ditipu-tipu saja omaaa, sa maluuu..," tangis seorang siswi SMA yang sudah dipenuhi riasan lengkap dan langsung disambut dengan pelukan sayang ibunya yang datang di Polres Kendari.(m7)

0 komentar:

Post a Comment

Komentar Anda..!!

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!